Loading...

Swedia

Rumah tradisional Swedia

Swedia adalah negara maju yang ”rendah hati”, sehingga tidak terlalu muncul ke permukaan. Padahal kemajuannya sama baiknya dengan Jerman, Inggris, dan Amerika Serikat. Terlebih jika melihat indeks kebahagiaan, Swedia berada diatas ketiga negara tersebut. (link ke wikipedia)

Teknologi dan inovasi merupakan adalah dua hal yang berkaitan erat dan kerap disebut yang terbaik di Eropa. Stockholm, ibukota Swedia, dinobatkan menjadi kota dengan kemajuan perusahaan start-up terbesar kedua setelah Sillicon Valley, di Amerika Serikat. Hal ini terbukti dari melesatnya perusahaan penyedia musik Spotify, raksasa industri game, Kings, ataupun ”pemain” lama seperti Ericsson dan Volvo.

Diluar Teknologi, Swedia juga sangat berhasil di berbagai bidang. Sebut saja IKEA yang sejak dulu sudah dikenal publik internasional. Industri pakaian H&M pun sudah menjadi langganan para pencinta mode di tanah air maupun di luar negeri. Lalu ada Scania yang busnya menjadi standar percontohan bus Transjakarta, Tetra Pak yang kemasannya sudah sejak lama kita gunakan, dan masih banyak lagi brand asal Swedia yang sudah mendunia.

Semua hasil baik tersebut, didukung juga dengan pola pikir dan budaya orang-orang Swedia yang positif. Sebut saja budaya Lagom, yang secara harfiah, artinya ”cukup”, tidak kurang dan tidak juga lebih. Misalnya jika memiliki rumah, tidak perlu terlalu besar, tidak juga terlalu kecil. Jika makan, tidak terlalu banyak, tidak juga sedikit. Budaya inilah yang membuat Swedia tidak terlalu ”terlihat” di mata dunia. Dalam bermasyarakat, kita tidak bisa membedakan mana orang yang kaya dan yang biasa-biasa saja. Mayoritas menggunakan kendaraan umum atau sepeda, termasuk anggota parlemennya. Budaya ini, dan juga budaya-budaya baik Swedia lainnya, bagus sekali untuk kita rasakan secara langsung, dipelajari dan mungkin ditularkan kepada orang sekitar kita.