Disambut Matahari di Utara

Kebayang gak sih cuaca seperti apa yang menanti kalian saat baru datang di Swedia untuk memulai kuliah? Dulu Saya membayangkan cuaca yang cukup sejuk dan tidak ada sinar matahari. Tapi ternyata pada Agustus itu, musim panas menjadi lebih lama sehingga Saya mendapat kesempatan untuk memetik apel di Gamla Uppsala dan mengadakan diskusi bersama teman-teman kelas di luar ruangan.

Apel yang bebas dipetik di Gamla Uppsala (Sumber: Jody)

Lambat laun dedaunan menguning dan berguguran (Sumber: Sania)

 

Ketika Saya sedang berdiskusi dengan mereka, timbul sebuah pemikiran bahwa orang di Swedia gila juga mau duduk di luar sampai rasanya hampir gosong setelah satu jam di bawah terik matahari. Sebagai orang Indonesia yang diberkati dengan iklim tropis, tanpa sadar Saya berusaha duduk di bagian yang teduh di taman. Ternyata, memang kita harus percaya dengan penduduk lokal untuk bertahan hidup karena hampir selama enam bulan dalam setahun, matahari menjadi barang yang langka di negara asal Alfred Bernhard Nobel ini.

Danau Ramsen di musim dingin (Sumber: Sania)

Gelap yang hampir 24 jam ini membuat Saya malas untuk keluar apalagi ketika turun badai salju. Dingin bisa ditahan dengan lapisan sweater dan jaket tetapi gelapnya, wow. Untung pihak universitas sudah mengantisipasi hal ini dengan menyediakan ‘light room’ di mana pelajar dapat menikmati terang yang mendekati sinar matahari. Bedanya, lampu-lampu di ruangan tersebut tidak memberikan kehangatan yang sama dengan sinar matahari. Ketika Saya merasa sudah bisa menyesuaikan diri dan suka dengan musim dingin ternyata sudah datang musim semi.

Bunga-bunga mekar seiring matahari muncul lagil (Sumber: Sania)

Dan dimulai lagi siklus di mana matahari berada di langit hampir selama 24 jam. Memang Swedia negara yang ekstrim, dari segi cuaca maksud Saya. Pengalaman tinggal dan belajar di negara dengan empat musim, apalagi Swedia yang terletak di belah utara bumi, sangat menyenangkan dan memperkaya hidup. Menurut Saya, indahnya alam di Swedia patut menjadi salah satu motivasi untuk belajar di sini karena Saya merasa tidak pernah bosan. Ketika sedang penat menulis paper, tidak peduli apakah sedang bersalju atau hujan, saya melangkahkan kaki keluar untuk menikmati udara segar.

Musim panas harus dinikmati dengan pergi ke laut (Sumber: Sania)

Foto ini diambil sekitar pukul sembilan malam di pesisir barat Swedia (Sumber: Sania)

Udara segar, air tanah yang bersih serta alam yang kontras dengan Indonesia membuat Saya rindu dengan Swedia. Alam di Swedia menawarkan pengalaman yang berbeda untuk kita. Untuk kalian yang sedang mencari tujuan kuliah selanjutnya dan senang berpetualang, sudah sepatutnya Swedia ada di urutan paling atas di daftar kalian!